Erupsi Gunung Merapi (Jogjakarta)
First Response Indonesia (FRI) selalu mengirim tim deployment ketika bencana erupsi Gunung Merapi terjadi. Dalam kurun waktu 72 jam, FRI memiliki target untuk bisa sampai ke tempat bencana dan mendirikan radio darurat dalam waktu 45 menit. Tetapi ketika bencana erupsi Gunung Merapi terjadi pada bulan November – Desember 2010 lalu, FRI tidak mengirimkan tim penuh untuk mendirikan radio darurat. Salah satu SOP yang dimiliki FRI adalah ketika di daerah bencana tersebut masih ada beberapa radio yang masih dapat beroperasi, maka FRI tidak akan mengirim tim deployment. FRI hanya akan memperkuat radio-radio lokal di area tersebut, dengan memberikan training program agar memperkuat konsep programming radio mereka dalam menghadapi keadaan darurat bencana.
Dalam konsep programming tersebut, FRI membuat pemilahan antara program yang sesuai untuk masa Accute Emergency, Post Emergency, Rehabilitation and Reconstruction, serta Mitigation. Di setiap fase, kebutuhan korban bencana tentulah berbeda.
Selain training, FRI juga membantu ribuan radio untuk didistribusikan kepada para korban bencana, sehingga mereka tetap dapat mengakses informasi-informasi tentang kondisi terakhir potensi bencana. Dalam kondisi bencana, seperti kita tahu, masyarakat biasanya belum dididik untuk memiliki tas siaga, dimana di dalam tas itu seharusnya berisi radio. Sebab dalam kondisi bencana , satu-satunya alat komunikasi yang masih dapat berfungsi adalah radio.