First Response Indonesia (FRI) adalah lembaga swadaya masyarakat berskala internasional yang bergerak di bidang penyiaran radio darurat untuk membantu para korban bencana melalui informasi.
FRI berdiri sejak 28 September 2009, dua hari sebelum gempa berskala 7,9 SR melanda Sumatera Barat. Namun, benih aktifitas FRI sudah ada sejak tsunami melanda Aceh dan gempa Nias pada tahun 2004. FRI terdiri dari para profesional radio, NGO, PMI, petugas pelaksana tanggap darurat pemerintah dan organisasi pemuda.
Peralatan FRI terdiri dari studio dalam sebuah koper, transmiter, dan antena. FRI juga menyebarkan perangkat radio receiver, kepada masyarakat yang terkena dampak bencana. Radio receiver tersebut, menggunakan sinar matahari sebagai energi atau, menggunakan dinamo sehingga cukup diengkol saja.
FRI juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada instansi pemerintah dan profesional radio tentang pentingnya konsep radio tanggap bencana, mengingat dalam keadaan bencana, satu-satunya komunikasi yang dapat digunakan adalah radio, bukan telepon selular atau media lainnya.
Prinsip kerja FRI adalah, mempersiapkan peralatan, mengadakan pelatihan, dan merespon bencana.
“Radio Menyelamatkan Jiwa”
FIRST Response Indonesia menyiarkan informasi penting melalui radio bagi masyarakat yang terkena dampak bencana selama masa darurat.
- Membentuk tim dari responden lokal
- Mempersiapkan peralatan yang diperlukan
- Menyiarkan informasi darurat bagi korban bencana dalam kurun waktu 72 jam
Radio dapat menyelamatkan jiwa dan bahwa setiap kehidupan itu berharga.
Kami mematuhi tata-laksana dari Red Cross (Palang Merah) untuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Tim kami menganut “Humanitarian Charter and Minimum Standards in Disaster Response” atau sering disebut dengan Sphere Standard seperti yang tertera pada buku Sphere (hidup bermartabat).