Pelatihan Radio Tanggap Bencana di Bali
Puji dan Syukur kepada Kristus, oleh pertolongan-Nya tanggal 14 – 15 April 2023 First Response Indonesia (FRI) kembali berhasil mengadakan Training Radio Tanggap Bencana di Bali. Ini merupakan training FRI kelas praktek yang pertama di tahun ini. Juga merupakan tindak lanjut dari kelas online (via platform Zoom) yang berlangsung pada masa pendemi Covid-19 tahun lalu. Para peserta berasal dari beberapa komunitas relawan yang berbeda seperti, Tagana Rajawali Bali, Pemuda GKPB Denpasar, Heartline Fm Bali, dan lainnya.
Berdasarkan koordinasi panitia dan para peserta di sana, akhirnya diputuskan lokasi training diadakan di Lembah Pujian, Denpasar – BALI. Jumlah peserta yang mengkonfirmasi keikutsertaan sebelumnya ada 14 orang, namun karena kendala tiba-tiba, ada kedukaan, jatuh sakit, dan lainnya sehingga yang bisa hadir hanya 10 orang. Semua peserta datang ke lokasi tepat waktu dan training dapat dimulai sebagaimana yang sudah dijadwalkan.
Pak Jose sebagai trainer memulai kelas praktek dengan memperkenalkan perangkat radio koper FRI. Dilanjutkan dengan demo menghubungkan semua perangkat radio koper mulai dari antenna – transmiter – dan studio mini. Kemudian para peserta yang sudah dibagi menjadi dua kelompok masing-masing mempraktekkan kembali cara pemasangan semua perangkat radio koper. Setelah itu, kemudian secara bersama-sama mendirikan station radio tanggap bencana di frekwensi 107.7 Fm. Dan semua peserta terlihat terperangah setelah mendengarkan suara radio yang baru saja mereka dirikan.
Training kelas praktek pada hari pertama terus dilanjutkan sampai tengah malam. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari kurikulum. Training kelas praktek betul-betul dikondisikan seolah-olah saat itu berada di lokasi bencana. Jadi sebagaimana radio tanggap bencana pada jam-jam malam harus terus mengudara maka di kelas praktek pun mereka harus melakukan yang sama. Masing-masing kelompok melakukan siaran live seperti, cerita anak dan reportase. Lalu pada jam 12 malam radio tanggap bencana kemudian dimatikan. Semua peserta diijinkan untuk istirahat, tidur “melantai di mana saja mereka suka”.
Di hari kedua Pak Jose kembali melatih para peserta untuk memperdalam siaran reportase dan talkshow. Semua peserta disuruh terjun langsung menjumpai masyarakat untuk diwawancara terkait mitigasi bencana. Kebetulan pada malam itu terjadi gempa bumi yang cukup keras di Denpasar. Jadi praktek wawancara dan reportase mereka menjadi sangat related. Dan semua peserta cukup mampu mengikuti sesi demi sesi sepenjang training.
Semua peserta mengakui sangat senang dan bersyukur bisa mengikuti training radio tanggap bencana kelas praktek ini. Sebagai contoh, sebut saja namanya Eddy mengatakan: “saya sangat bersyukur boleh ikut training radio tanggap bencana dari First Response Indonesia. Sungguh luar biasa, kami boleh belajar bersama; bagaimana caranya ke depan kami menyampaikan informasi dan sekaligus memberikan hiburan kepada mereka yang terdampak bencana. Ini satu pengalaman yang tidak akan kita lupakan; ada sumnyum di situ, ada hal-hal luculah yang membuat kita semua tertawa dan akhirnya mengerti bagaimana sih menyampaikan suatu berita dengan baik tanpa kita terkesan menggurui. Jadi buat trainer Pak Romen, Pak Jose, you are the best. Thank you. God bless you.”
Masih ada peserta training kelas online di beberapa kota yang akan mengikuti training kelas praktek, seperti di Samarinda, Makassar, Mamuju, Lampung, dan Padang. Untuk itu, mohon dukungan doa supaya training di kota-kota ini bisa berjalan dengan baik. Bila Anda ingin ikut bergabung mengikuti training ini, Anda bisa menghubungi Rommen – 081322992600.