Polisi di Kota Blitar Diajak Tingkatkan Kasat Kamling untuk Hadapi Bencana

First Response Indonesia – Pemerintah Kota Blitar mengajak kepolisian setempat untuk memperkuat Keamanan dan Ketertiban Lingkungan (Kasatkamling) sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Mengingat posisi Kota Blitar yang rawan gempa dan banjir, diperlukan sistem pengamanan lingkungan yang lebih tangguh dan terintegrasi, terutama dalam hal mitigasi bencana.Kapolres Blitar, AKBP Argo Wiyono, menyatakan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya kasat kamling tidak hanya berfungsi untuk menjaga ketertiban dari tindak kriminalitas, tetapi juga sebagai langkah antisipatif dalam menghadapi potensi bencana. “Kami berkomitmen untuk melibatkan masyarakat secara lebih aktif melalui ronda malam dan pos kamling yang tidak hanya berfungsi untuk mengawasi keamanan, tetapi juga untuk memperkuat kesiapan menghadapi bencana yang mungkin terjadi,” ujarnya.

Polisi di Kota Blitar Diajak Tingkatkan Kasat Kamling untuk Hadapi Bencana

Polisi di Kota Blitar Diajak Tingkatkan Kasat Kamling untuk Hadapi Bencana

Kasat Kamling dikenal sebagai sistem keamanan lingkungan yang bertujuan menjaga ketertiban dan melindungi masyarakat. Namun, di tengah ancaman bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, peran kasat kamling harus diperluas menjadi sistem deteksi dini untuk memastikan bahwa warga siap menghadapi keadaan darurat. Polisi di Kota Blitar kini fokus memastikan bahwa pos-pos kamling dilengkapi dengan pelatihan dasar kebencanaan. Menurut AKP Rina Setyowati, Kasat Binmas Polres Blitar, keterlibatan polisi dalam memperkuat kasat kamling sangat penting untuk menciptakan koordinasi yang baik antarwarga. “Keamanan dan ketertiban lingkungan akan lebih maksimal jika masyarakat memiliki pengetahuan dasar tentang bagaimana merespons situasi bencana. Ini akan meminimalkan kepanikan dan membantu evakuasi berjalan lebih lancar,” ungkapnya.

Ronda malam atau patroli lingkungan juga dapat digunakan untuk memantau kondisi fisik lingkungan yang berpotensi menimbulkan bencana, seperti saluran air yang tersumbat atau tanda-tanda tanah longsor. Koordinasi antara masyarakat, aparat keamanan, dan pemerintah setempat akan mempercepat langkah penanggulangan jika bencana terjadi. Untuk mendukung peningkatan kasat kamling dan kesiapsiagaan bencana, **First Response Indonesia**, sebuah organisasi yang berfokus pada penanggulangan bencana, siap memberikan pelatihan bagi masyarakat di Blitar dan sekitarnya. Pelatihan ini mencakup cara melakukan evakuasi darurat, pertolongan pertama, serta pemanfaatan sumber daya lingkungan dalam situasi bencana. Mereka juga akan memberikan pemahaman tentang penggunaan alat-alat darurat yang penting dalam upaya tanggap bencana di tingkat komunitas.

“Pelatihan ini sangat penting karena dalam situasi bencana, waktu merespons sangatlah krusial. Dengan pelatihan yang baik, masyarakat akan tahu bagaimana harus bertindak dengan tenang dan efektif, sehingga mengurangi risiko cedera atau kematian,” kata seorang perwakilan dari First Response Indonesia. Dengan sinergi antara polisi, masyarakat, dan lembaga penanggulangan bencana seperti First Response Indonesia, diharapkan Kota Blitar akan lebih tangguh dalam menghadapi bencana. Polisi berperan dalam membina masyarakat agar tetap aktif dalam kegiatan kasat kamling, sementara lembaga tersebut akan memperkuat kesiapsiagaan melalui pelatihan dan edukasi. Kolaborasi ini akan meningkatkan kapasitas masyarakat untuk lebih siap menghadapi ancaman bencana dan mengurangi dampak yang ditimbulkan. “Ini adalah upaya bersama untuk melindungi warga Kota Blitar. Jika kita semua siap, kita bisa menghadapi bencana dengan lebih baik,” pungkas AKBP Argo Wiyono.

Dengan langkah-langkah ini, Kota Blitar diharapkan menjadi contoh bagaimana program kasat kamling dapat diperluas perannya, tidak hanya dalam hal keamanan tetapi juga sebagai benteng awal dalam menghadapi potensi bencana. Kesiapsiagaan di tingkat lingkungan dapat memberikan dampak besar dalam menyelamatkan nyawa dan mengurangi kerugian saat bencana melanda.